Bagian rumah yang tersisa dari angin kencang (dok pdrks) |
KABARPEMALANG – Angin kencang
yang melanda permukiman warga di beberapa lingkungan RW di Kelurahan Paduraksa,
Kecamatan/Kabupaten Pemalang, Minggu malam Senin (11/2) lalu masih menyisakan
keprihatinan bagi Sadi (52) dan keluarganya
yang tinggal di RT 03 RW 07.
Pasalnya, ketika angin kencang menerpa permukiman di lingkungan tempat
tinggalnya, rumah tempatnya sehari-hari berteduh bersama sang istri dan 3 anak serta
ibu mertua yang telah berusia lanjut, nyaris rata dengan tanah akibat hantaman
angin pada sekitar pukul 20.15 malam itu.
Akibat amukan angin yang datang tak diundang itu hingga hari ini (Rabu
14 Februari 2018) Sadi yang mencari nafkah sebagai tukang becak itu harus rela
berteduh disela puing atap dan dinding rumahnya yang nyaris bocor akibat hujan yang
hampir turun setiap harinya.
Derita Sadi dan keluarganya memang tidak berkepanjangan. Sebab, tetangga
kanan kiri segera bertindak ketika musibah itu terjadi. Berkat kepedulian warga
akhirnya puing-puing rumah yang terbuat dengan dinding anyaman bambu dan atap
genteng berpenyangga pasak dan reng bambu itu dapat dijadikan tempat berteduh
meski bersifat sementara.
Perihal ini Ketua RW 07 Kelurahan Paduraksa, Iman Santoso (37) membenarkannya.
“Hingga hari ini kondisi rumah bisa dijadikan tempat berteduh sekalipun
bersifat darurat,” tuturnya ketika ditemui di dekat lokasi musibah, pagi tadi.
Apa yang disampaikan Ketua RW 07 Iman Santoso, diamini Kepala Kelurahan
Paduraksa, Suryono, SE yang ditemui terpisah di kantornya, Rabu (14/2). Sadi dan
keluarganya yang tertimpa musibah hingga rumahnya roboh mendapat kepedulian
secara konkret warga sekitar atau tetangga kanan kirinya yang merasa tidak
sampai hati menyaksikan penderitaan keluarga Sadi. Bahkan atas inisiatif warga
dan pengurus RT/RWW, jelasnya. Warga setempat pula yang tak sampai hati melihat
orang tua Sadi yang sudah berusia lanjut sehingga memutuskan untuk mengungsikannya
di rumah tetangga untuk sementara.
“Jadi oleh pengurus RT/RW dan warga diputuskan agar untuk sementara
orang tua korban yang sudah berusia lanjut diungsikan ke rumah tetangga
terdekat,” jelas Suryono usai menjenguk nenek berusia 79 tahun itu di tempat
tinggal sementaranya.
Dilaporkan
Terjadinya musibah amukan angin yang merobohkan rumah salah seorang
warganya, Pemerintah Kelurahan Paduraksa segera tanggap dengan membuat laporan
kepada jajaran vertikal termasuk Dinas Sosial.
“Kami membuat surat laporan, kejadian yang menimpa Sadi dan keluarganya
kami laporkan ke Dinsos agar segera mendapat bantuan, “ jelasnya.
Menurut Suryono, mengajukan bantuan bagi warga yang tertimpa musibah
perlu dilakukan untuk mengurangi beban penderitaan. Selain pihak Dinsos,
bantuan juga diberikan dari BPBD. Salah satu contoh bantuan yang belum lama ini
diserahkan berasal dari Dinsos dan BPBD Pemalang untuk Kaliri, warga RT 03 RW
06 Paduraksa yang rumahnya juga roboh diterjang angin kencang akhir tahun lalu.
Sepengetahuannya selain Dinnsos dan BPBD, pihak PMI juga biasa
memberikan bantuan bagi korban bencana. ‘Tapi entah kenapa PMI tidak terlihat
ketika bantuan dari Dinsos dan BPBD diserahkan kepada warga kami yang tertimpa musibah,”
pungkas Suryono.(Ruslan Nolowijoyo).