Lembarang |
Sayur Lembarang ini biasanya dihidangkan sebagai menu makan atau disantap sebagai tanpa nasi. Oleh sebagian penjual, wadahnya masih berupa takir sebuah wadah yang dibentuk dari daun pisang. Ukurannya pun terlbilang kecil. Lembarang yang dihidangkan seperti ini cocok dimakan saat santai. Cara unik lainnya dalam menyantap lembarang ini biasanya ditambahkan dengan remukan kerupuk usek, kerupuk yang digoreng dengan menggunakan pasir panas.
Nah, di Pasar Desa Susukan ada Bu Marsiti. Menempati kios kecil di sudut pasar, Bu Marsiti yang berjualan sejak tahun 1995 ini setiap harinya menyediakan Lembarang. Sebelum menetap berjualan di pasar, Bu Marsiti mulanya jualan keliling. Jika kalian hendak ke kios Bu Marsiti ingat jamnya yah yaitu pukul 8.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.
Bu Marsiti yang sekarang menginjak usia ke-60 ingin tetap berjualan. Tujuannya agar makanan khas ini tetap bisa dijumpai masyarakat sekitar meskipun kini makanan-makanan modern sudah banyak dijumpai di kampung-kampung.
"Saya ingin melestarikan kuliner khas ini, karena anak-anak muda di sini lebih memilih kerja di kota-kota besar seperti Jakarta untuk kerja di pabrik-pabrik", ujarnya kepada Kabar Pemalang pada Jumat (19/8/2017). (Eki)
0 Komentar
Silahkan meninggalkan pesan di bagian komentar. thanks