KABARPEMALANG.COM – Anggota Komisi XI DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Profesor Hendrawan
Supratikno, mengaku salut sekaligus terkesan atas kreatifitas warga yang menggeluti
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi anggota klaster makanan olahan
di Kabupaten Pemalang.
Kesan tersebut disampaikan wakil rakyat dari Dapil X
Jawa Tengah, dalam acara ‘Ngobrol Bareng Profesor’ yang digelar di Padepokan Lintang
Kemukus, Sirau Paduraksa Pemalang, Sabtu (15/4).
Tak hanya sekadar terkesan, Anggota DPR-RI dari daerah
pemilihan yang meliputi Kabupaten Pemalang, Kabupaten dan Kota Pekalongan,
serta Kabupaten Batang itu juga memborong berbagai jenis makanan olahan
sehingga disambut gembira para pengrajin yang hadir dalam acara itu.
“Rasanya cukup enak, renyah, saya beli buat oleh-oleh,”
ujar wakil rakyat yang di daerah pemilihannya memang dikenal merakyat itu.
Tentu saja ucapan sang profesor mendapat sambutan
gembira. Apalagi Profesor Hendrawan berjanji akan memperkenalkan makanan olahan
asal Pemalang di kalangan teman-teman (para wakil rakyat – Red) di Jakarta
sepulang dari kunjungannya di Dapil X.
Kepada para pengrajin makanan olahan dia berpesan agar
menjaga mutu makanan yang diproduksi. Usaha ditekuni dari skala kecil untuk
kemudian terus dikembangkan. Pengrajin juga disarankan agar tidak tergesa-gesa agar
usahanya mejadi besar.
“Dari skup kecil dulu, secara bertahan dikembangkan,
jangan tergesa-gesa ingin menjadi besar,” pesannya seraya mencontohkan sebuah
usaha yang kewalahan memenuhi permintaan karena memang belum mampu memproduksi
sebesar yang diminta pasar.
Para pengrajin diminta menjaga kualitas makanan olahan
yang diproduksinya. Sebab, kualitas produksi sangat berperan bagi akan maju dan
tidaknya usaha yang dijalankan. Sudah banyak usaha yang dimulai dari skala
kecil kemudian sukses menjadi usaha yang besar. Salah satu contohnya adalah
usaha Ikan Bandeng dari Juwana yang sekarang sangat dikenal dari Pandanaran
Semarang.
Berkaitan dengan keberadaan para pengrajin makanan olahan,
Elman Prasetyo dari FEDEP Bappeda Pemalang menyampaikan bahwa untuk klaster makanan
olahan mendapat perhatian dari Bupati Pemalang. Bupati memberikan fasilitas
berupa sebuah kios di Pujasera Pemalang yang berlokasi di Gandulan dan akan
diresmikan dalam waktu dekat nanti.
“Para pengrajin sangat membutuhkan peningkatan
permodalan usaha, tetapi setiap mengajukan selalu terbentur pada agunan yang
selalu ditanyakan pihak bank,” kata Elman Prasetyo.
Selain dari Fedep, ikut hadir dalam acara untuk
menyerap aspirasi selama masa reses itu dari kegiatan usaha budidaya kayu
gaharu. Menurut si empunya usaha Tomi, pihaknya tengah mengembangkan budidaya
gaharu di wilayah eks Karesidenan Pekalongan. Kegiatan usahanya itu dipusatkan di
Pemalang.
Sementara itu dari kalangan petugas Ulu-ulu Vak yang
diwakili Mashuri mengeluhkan kurangnya debit air Bendung Sungapan akibat
banyaknya areal sawah baru yang luasnya mencapai 500 hektar, yang semestinya
tidak mendapatkan jatah air dari bendungan.
Menurut Mashuri, di Kabupaten Pemalang, Bendung
Sungapan merupakan bendungan terbesar kedua setelah Bendung Sokawati. Bendung
Sungapan mengairi areal sawah seluas 776 hektar. Dengan banyaknya sawah buatan
yang sangat luas tersebut debit air yang ada tidak bisa memenuhi kebutuhan
untuk 776 hektar sawah, katanya.
Semua yang dikeluhkan direspon Profesor Hendrawan. Keberadaan
pengrajin makanan olahan akan diperkenalkan dengan seorang anggota dewan yang
juga pengusaha makanan yang sukses dari dapil IX Jateng. Keluhan petugas Ulu-ulu
juga ditanggapi, terutama soal legalitasya sebagai petugas pembagi air yang
berupa SK Komisi Irigasi untuk dikembalikan seperti semula dengan SK Bupati. Permintaan
sarana sumur pantek juga dipertimbangkan pemenuhannya.
Demikian halnya dengan ajuan dari gabungan kelompok
tani (Gapoktan). Semua permasalahan yang dikeluhkan akan disampaikan kepada
pihak berkewenangan, seperti halnya perbankan untuk masalah modal usaha.(Ruslan Nolowijoyo)
0 Komentar
Silahkan meninggalkan pesan di bagian komentar. thanks