Adakalanya kita merasakan
betapa berat perjalanan hidup diatas jagat raya ini. Namun terkadang terbetik
keinginan mengisahkannya melalui satu media agar khalayak mengetahuinya.
Barangkali itulah yang bersemayam di hati perupa
asal Pemalang, yang tergolong produktif dalam berkarya. Dia adalah Ruswadi,
pekerja seni multitalenta yang menggenggam kepiawaian berkat ketekunannya bertahun-tahun
menimba ilmu secara otodidak.
Tak hanya lukisan yang dipersembahkan kepada
masyarakat. Perupa berusia 47 tahun yang mengelola Pondok Asta Karya itu juga
terampil mematung dan merancang desain interior-eksterior. Bahkan memodifikasi
sepeda motor pun pernah dia lakukan dengan hasil mengundang decak kagum.
Ditemui di kediamannya di Jalan Dahlia Dalam,
lingkungan RT 03 RW 12 Kelurahan Pelutan, Sabtu pagi 18 Maret lalu. Ayah dua
anak manis, jagoan kecil Yudhistira dan gadis kecil adiknya Cahaya, tengah
merampungkan sebuah lukisan natural yang diberi nama ‘Bukit Harapan’.
Di atas kanvas berukuran 90 X 138 Cm itulah pekerja
seni bertubuh kerempeng dengan rambut gondrong itu mencoba mengungkapkan
kekagumannya terhadap keindahan panorama alam di sebuah sudut desa di kawasan
perbukitan Pemalang Selatan.
“Saya memotret pemandangan alam di pedesaan di Bongas
Kecamatan Watukumpul,” tuturnya sambil menunjukkan gambar hasil pemotretannya
di layar laptop yang ada diatas meja di dekatnya.
Sebuah gambar diabadikannya dengan kamera pemotret,
lalu disimpannya kedalam piranti komputer jinjing yang selalu berada di
sampingnya. Gambar itulah yang dijadikan rujukan utama dari karya lukis
naturalnya. “Pemandangan alam pedesaan yang indah sangat menarik hati saya
sehingga saya coba ‘kopipaste’ diatas kanvas,” imbuhnya menerangkan.
Ruswadi mengakui, keindahan alam di Pemalang
memiliki ciri khas. Diantaranya lahan terasering di lereng perbukitan maupun
lekuk lekuk aliran sungai dilihat dari ketinggian. Semua itu merupakan sumur
inspirasi yang tak bakal kering ditimba. Belum lagi soal kehidupan satwanya,
semua menarik untuk dijadikan obyek lukisannya.
Kenapa harus diberi nama Bukit Harapan? Kenapa tidak
Pemandangan Sudut Dusunku?. Suami dari isteri setia bernama Welas Asih itu
mengulum senyum sebelum memberikan alasannya. Di gambar yang tengah dalam
proses itu terdapat makna filosofi yang relatif gamblang. Yakni perpaduan panorama
alam perbukitan yang kokoh dan indah serta hamparan lahan pertanian dengan
tanaman padi yang mulai menguning.
“Di lahan persawahan berteras itulah para petani
menggantungkan harapan untuk kelangsungan hidup karena hamparan padi sangat
identik dengan kesejahteraan,” jelasnya meyakinkan.
Ruswadi merupakan satu dari sederet nama pekerja
seni yang ada di Pemalang. Task jauh beda dengan para pekerja seni pada
umumnya, dalam kesehariannya Ruswadi selalu tampil bersahaja. Bahkan tidak
jarang rekan sesama pekerja seni menilainya sebagai sosok yang pendiam, tidak
banyak ngomong tapi murah senyum. (Ruslan Nolowijoyo)BERSAMBUNG
0 Komentar
Silahkan meninggalkan pesan di bagian komentar. thanks