Estu Hartati |
Peringatan
Hari Jadi ke-442 Kabupaten Pemalang, seperti tahun-tahun sebelumnya ditandai
dengan serangkaian kegiatan. Diantaranya ziarah ke makam Leluhur Pemalang atau
para bupati yang pernah menjabat di Pemalang. Kemudian ziarah ke makam dan
petilasan Pangeran Benawa di Desa Penggarit Kecamatan Taman. Puncak peringatan
adalah penyelenggaraan Sidang Paripurna Istimewa di Pendopo Kabupaten pada
Selasa januari 2017.
Beberapa
tokoh disambangi Redaksi kabarpemalang.com
untuk diminta komentar serta harapannya berkaitan dengan peringatan Hari
Jadi Kabupaten Pemalang ke-442. Hasil wawancara singkat dengan mereka kami
sajikan dibawah ini.
Dra. Restu
Hartati, Kepala SLBN 1 Pemalang.
Dengan
diperingatinya Hari Jadi Kabupaten Pemalang ke-442 berarti kita termotivasi
untuk meningkatkan kiprah nyata di bidang profesi masing-masing. Usia daerah
kita sudah cukup tua, lebih empat abad. Sehingga idealnya kita semakin memacu
diri untuk lebih giat berkarya untuk Kabupaten Pemalang Hebat yang kita cintai.
“Di
dunia pendidikan, khususnya pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK), harus
bisa lebih maju serta mandiri di kemudian hari. Mereka, anak-anak berkebutuhan
khusus itu, juga anak-anak kita yang harus mendapatkan pelayanan pendidikan
sebagaimana anak lain yang normal. Kita harus mencurahkan kasih sayang yang tulus
untuk mereka,” tutur Bu Estu, panggilan akrab Estu Hartati ketika disambangi di
sekolahnya, Senin pagi 23 Januari.
Peringatan
Hari Jadi Kabupaten Pemalang yang ke-442, menurut dia, harus menjadi sebuah momentum
bagi warganya untuk mengayun langkah kedepan dalam satu derap membangun menuju
Pemalang Hebat, pungkasnya.
Drs. Udiyarto,
MSi, Sekretaris Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil.
Meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat merupakan sebuah komitmen tak terbantah bagi
jajaran Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pemalang.
Tak heran jika di jajaran bermarkas di Jalan Pemuda itu berlaku semacam ‘pakem’
yang mewarnai etos kerja, ‘Tiada kenal lelah, melayani sepanjang hari’.
Kepada
kabarpemalang.com Senin pagi 23
Januari, Kepala Disdukcapil melalui Sekretaris Dinas (Sekdin) Drs. Udiyarto, MSi,
menyampaikan ihwal Hari Jadi Kabupaten Pemalang ke-442 dan keterkaitannya
kinerja di jajarannya.
“Ya,
dengan peringatan Hari Jadi ke-442 Kabupaten Pemalang, kita tingkatkan
pelayanan kepada masyarakat,” jelas Udiyarto di ruang kerjanya.
Pelayanan
yang dimaksud Udiyarto adalah berkaitan dengan dokumen kependudukan yang sangat
diibutuhkan warga masyarakat. Palayanan harus ditingkatkan menjadi prima serta
optimal, akuntabel dan tanpa dipungut biaya alias gratis.
Upaya
peningkatan pelayanan terus dilakukan, imbuh dia. Saat ini pelayanan jemput
bola sudah dilaksanakan dengan mobil pelayanan (Moyan). Termasuk dalam hal ini
pelayanan diluar hari kerja, yakni setiap hari Minggu pada acara car free day
di Alun-alun Pemalang.
“Tahun
depan kita rencanakan memberikan pelayanan secara online,” pungkas Udiyarto.
Andi Rustono,
Petani dan pegiat seni tradisi.
Ternyata
Kabupaten Pemalang telah berusia 442 tahun. Berarti sudah cukup usia dan sudah
saatnya menjadi daerah yang maju dalam pembangunan di segala sektor sehingga
mampu mengakhiri ketertinggalan dengan daerah lain.
Andi
Rustono, penggiat seni tradisi yang peduli dengan Pemalang, menyampaikan
keprihatinannya atas potret realitas yang tergelar belakangan. Yakni yang
berkaitan dengan kehidupan seni tradisi di wilayah Kabupaten Pemalang, yang
disadari atau tidak tengah terancam seni modernis yang datang dari peradaban
asing.
“Ya,
seni budaya manca sangat gencar sehingga mengancam kelestarian seni tradisi
kita yang notabene bagian dari aspek budaya adiluhung bangsa kita di masa lalu,”
tutur petani yang mengelola sanggar
Lintang Kemukus, kemarin.
Menurut
Andi Rustono, dalam memperingati hari jadi, apalagi sekarang sudah yang ke-442,
idealnya pemerintah melibatkan keberadaan seni tradisi yang ada. Tampilkan
didepan masyarakat sebagai seni yang menghibur, sediakan panggung di Alun-alun
dan pentaskan secara bergiliran.
“Kalau
memang diberi kesempatan untuk tampil berpentas, saya yakin seni tradisi juga
menarik seperti halnya kalau digelar kesenian lain yang bukan seni tradisi,”
katanya dengan nada kesal.
Peringatan
Hari Jadi ke-442 Kabupaten Pemalang seyogianya diberi warna, jangan itu-itu
saja dari dulu. Acara seremonial yang digelar setiap tahun lebih berkesan
eksklusif. “Seolah-olah peringatan hari jadi itu hanya milik pejabat,” katanya
mengakhiri perbincangan. (Ruslan
No0lowijoyo).
0 Komentar
Silahkan meninggalkan pesan di bagian komentar. thanks