11 Nelayan Asal Pemalang dan Cilacap belum diketahui nasibnya setelah kapal yang mereka tumpangi ditemukan dalam kondisi terbalik oleh nelayan Pangandaran. Kapal tersebut ditemukan di tengah laut wilayah Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran. Kapal nelayan “Pisang VI” diperkirakan dihantam gelombang di laut selatan Jawa. 
Ilustrai gambar/metronews.com
"Perkembangan terbaru KM Pisang Jaya VI berangkat dari Cilacap pada Rabu (27/7) dengan membawa 11 ABK, dan Surat Persetujuan Berlayar yang dikeluarkan Syahbandar Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap pada 26 Juli 2016," ujar Kabid Humas Polda Jabar, Komisaris Besar Yusri Yunus, Jumat (5/8).
Menurut penuturan Yusri, Kapal Pisang Jaya VI hilang kontak sejak Kamis 28 Juli 2016. Sampai saat ini, Sat Polair Res Ciamis terus berkoordinasi secara intensif dengan Polair Cilacap dan juga instansi terkait lainnya. Tujuannya untuk  memastikan keberadaan/identitas yang sebenarnya terkait kapal yang ditemukan polisi.
Hingga Kamis (4/8) kemarin, penyisiran Tim SAR gabungan belum menemukan titik terang. Bangkai kapal long line berbobot 38 gross ton yang sempat terlihat di sebelah selatan semenanjung Pangandaran sudah hilang terbawa arus laut. 
“Sejak pencarian kemarin radius pencarian hingga 15 mil atau sekitar perbatasan Pangandaran-Tasikmalaya. Namun, tim belum menemukan kapal atau ABK,” kata Yusri.
Diduga kapal yang dilaporkan hilang itu memiliki ciri-ciri mirip dengan Kapal Pisang VI yang diawaki 11 orang ABK. Adapun ABK yang belum diketahui keberadaannya adalah Bayu, Danang, Teguh, Fresmo, Aris, Arisman, Eko, dan Latip warga Pemalang. Sedangkan Agus, Kunto, dan Karjo merupakan warga Cilacap. “Jumat pagi, Sat Polair Res Ciamis menggunakan tiga kapal dan tim SAR akan kembali melakukan penyisiran di jalur-jalur kapal,” tambah Yusri.