Pagi pagi Si ibu telah berbenah dan menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya di sebuah rumah petak kontrakan di dearah Desa Balutan Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang.

Ibu Nasem namanya. Beliau merantau dari Karawang ke Pemalang hanya untuk mengais rejeki yg di menurutnya sudah sulit mencarinya di tanah kelahirannya sendiri, Karawang. Sungguh ironi memang Ibu Nasem bersama suami dan anak bungsunya yg masih kecil yang baru berumur lima tahun harus mencari makan dengan menari Jaran Ebeg mulai sekitar pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore.

Setelah dikonfirmasi Kabar Pemalang, Ibu nasem menuturkan bahwa hanya inilah keahlian yang dia miliki. Dia hanya ingin bertahan hidup di saat situasi ekonomi yg serba mahal ini.

”ya dari pada ngemis mas, lebih baik saya memberi sedikit hiburan pada pengguna jalan agar pengguna jalan juga menyisihkan sedikit uang recehannya untuk makan kami,” tuturnya baru-baru ini.

Menjadi penari Jaran Ebeg Ibu Nasem bisa mengantongi uang Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu Rupiah setiap harinya. Dengan pendapatan serba tidak tentu tersebut Ibu Nasem bersama suami mencoba bertahan hingga sekarang.
Setelah ditanya suka dukanya beliau menjawab bahwa menjadi penari di pertigaan Blandong ini banyak dukanya. Petugas sering melarang karena menurut mereka mengganggu lalulintas kendaraan.