Masyarakat Peduli Lingkungan atau MPL merupakan organisasi masyarakat pemerhati akan lingkungan sekitar. Mulai dari sungai dan kekayaan alam lainnya yang ada di daerah-daerah. Namun organisasi MPL tidak hanya melakukan kegiatan seputar lingkungan saja, seperti MPL Desa Kecepit yang bekerjasama dengan MPL desa Mejagong, dimana tahun ini menggelar ajang turnamen sepak bola.

Suasan Pertandingan. Foto oleh Wildan Salami
Kegiatan ini dilakukan untuk mempererat tali persaudaraan antar desa-desa tetangga, dan juga untuk menarik minat generasi muda agar aktif melakukan kegiatan positif. 

“Turnamen MPL Cup yang ke-9 ini merupakan ajang untuk mempererat tali silaturrahmi antar desa, dan juga untuk memotivasi pemuda dan Karang taruna agar aktif di kegiatan positif.” Ujar Dwi Atmoko sebagai Ketua Panitia MPL Cup.

Desa Mejagong merupakan desa di bagian selatan Kabupaten Pemalang tepatnya di kecamatan Randudongkal, dimana setiap tahunnya diadakan turnamen sepak bola oleh Masyarakat Peduli Lingkungan (MPL). Tahun 2015 ini merupakan penyelenggaraan yang ke-9 kali. Kuota peserta kali ini dibatasi hanya 20 tim yang tersebar di Kabupaten Pemalang bagian selatan mengingat dekatnya dengan bulan Ramadhan yang sebentar lagi akan menyapa.

Hajatan ini disambut antusias oleh warga masyarakat sekitar, mereka merasa terhibur dengan adanya kegiatan ini. Ada juga secuil harapan yang disampaikan oleh salah seorang warga. 

“Saya sangat berterima kasih kepada penyelenggara, karena dengan adanya ini (turnamen) saya dan warga menjadi terhibur. Dan juga saya berharap semoga bisa memberikan contoh yang baik.” Tanggapan Suwah.


Pertandingan pembuka diawali dengan mempertemukan Persatuan Sepak Bola (PS) Desa Kecepit dengan PS Desa Karangmoncol pada hari Minggu (24/5/2015). Ceremony pembukaan MPL Cup ini diresmikan oleh beberapa Pejabat Daerah, seperti Kepala Desa Mejagong Darmo, S.Pd dan juga anggota DPRD Maslihah, S.Ag yang juga diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan. 

Dalam Pidatonya, Anggota Dewan dari partai PDIP tersebut menghimbau agar pertandingan berlangsung secara sportif, kondusif, dan juga bisa menjadi pemacu dunia persepakbolaan di Kabupaten Pemalang.

Di kesempatan lain, salah seorang warga menyindir masalah yang sedang dihadapi persepak bolaan nasional. 

“Alhamdulillah dengan adanya turnamen ini, desa menjadi ramai dan guyub rukun berbondong menyaksikan pertandingan.” Kata Alif, sembari khusuk menyaksikan pertandingan sore itu. 

“Isu-isu yang terjadi di federasi sepak bola nasional ternyata tidak ada ngaruhnya di tingkat daerah, saya sangat apresiasi.” Tandas Alif.

Pertandingan sore itu berakhir dengan kemenangan PS Desa Karangmoncol atas PS Desa Kecepit dengan skor 2-0.

Antusias penyelenggara, peserta dan juga warga menggambarkan bahwa kisruh yang terjadi di persepak bolaan nasional hanyalah faktor internalnya saja.

Oleh Wildan Salami