Suasana ruang belajar TK Satria Gombong

Tak ada kata menyerah bagi wanita sederhana kelahiran 9 Februari 1990 ini. Meski tinggal di desa terpencil di pegunungan, semangatnya untuk mencerdaskan anak-anak di sekitar tempat tinggalnya, tak pernah pudar. Cita-citanya menjadi guru pun tak pernah surut walau terkendala keterbatasan. Tekatnya begitu kuat, bahwa mengajar seperti halnya para guru tak harus di sekolah, tapi bisa dilakukan di rumah.

Kepedulian puteri sulung pasangan Hadi Subroto dan Sri Munarti pun tergelitik ketika menyaksikan puluhan anak di sekitar rumahnya tak bisa masuk TK karena jaraknya relatif jauh di kota kecamatan Belik. Maka bersama sang ibu terbetiklah niatan untuk mendirikan TK di rumahnya di lingkungan RT 06 RW 03 Desa Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. Di desa yang lebih dua dekade lalu pernah mendapatkan penghargaan Kalpataru dari pemerintah pusat itu TK Satria Gombong yang dirintisnya pun resmi berdiri pada 18 Mei 2009. Saat itu Winda sudah menamatkan studi SLTA-nya. 

Winda Aristiana
Kegigihan Winda dan ibunya layak disaluti. Ibarat pepatah tiada rotan akar pun jadi, maka sebuah ruangan bekas kandang ternak puyuh di rumahnya pun disulap menjadi ruang belajar. “Kami menempati ruangan bekas kandang ternak puyuh, karena memang tidak punya ruang lain,” tutur Winda dengan nada lugu ketika ditemui kabarpemalang.com di ruang Binmudora Dindikpora Pemalang, baru-baru ini.

Berkat keseriusan dan ketekunannya itu TK yang dirintisnya pun berkembang. Kini muridnya tercatat 33 anak yang harus mengiur ‘SPP” Rp 10 ribu setiap bulannya. Namun menurutnya, tidak semua muridnya itu membayar iuran alias digratiskan karena berasal dari keluarga tidak mampu. Dari iuran siswa itulah operasional TK satria Gombong dibiayai. Dan ternyata TK yang dikelolanya itu berhasil meraih sederet prestasi yang membanggakan.

Ada 16 piala menghiasi ruang belajar berdinding triplek dan atap seng. 8 piala diantaranya diraih tahun ini dari berbagai lomba dan Gebyar PAUD tingkat kabupaten.  Namun sayangnya belum ada pihak terkait yang menengok keberadaannya. Tamu yang mengejutkan Winda belum lama ini adalah Tim Pemuda Pelopor dari Binmudora Dindikpora Pemalang. Yang mempercayakan dirinya menjadi Pemuda Pelopor bidang pendidikan. Winda berhasil lolos di tingkat kabupaten dan mewakili Pemalang untuk pemilihan Pemuda Pelopor tingkat provinsi.
 
Kegiatan Belajar-Mengajar
“Saya semula kaget ada rombongan tamu dari Binmudora, tapi saya bersyukur mendapat kepercayaan untuk ikut dalam pemilihan Pemuda Pelopor,” ungkapnya seraya mengatakan kepeduliannya terhadap anak-anak semakin kuat setelah mendapat kepercayaan itu.

Kini meski predikat Pemuda Pelopor telah disandang, namun Winda tetap merunut filosofi ilmu padi. Kesehariannya tetap dalam kebersahajaan, mengajar anak-anak agar siap memasuki jenjang pendidikan dasar formal di SD. Tak berlebihan karenanya bila Kasi Pemuda Bidang Mudora Dindikpora Pemalang, Kistiyadi, SPd mengharapkan keberadaan Pemuda Pelopor seperti Winda Aristiana menjadi tauladan bagi sesama generasi muda. Lebih dari itu menjadi penggerak pembangunan hingga ke pelosok pedesaan di Kabupaten Pemalang. (Mbah Nolo)