PEMALANG -  Perusahaan Daerah BPR/BKK diharapkan terus menjaga kepercayaan masyarakat, khususnya nasabah, dengan meningkatkan kinerja dan pelayanan. Dalam situasi persaingan dunia perbankan yang semakin ketat jangan sampai melakukan hal – hal yang merugikan konsumen.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs Heru Sudjatmoko, MSi menyampaikan hal tersebut pada pembinaan dan pengarahan di lingkungan PD BPR/BKK dan PD BKK se-eks Karesidenan Pekalongan di Regina Hotel, belum lama ini. Semangat untuk maju serta kekompakan di antara para pengelola, baik dewan pengawas, direksi, maupun karyawan, sangat diperlukan, katanya.

Perkembangan lembaga keuangan perbankan dan nonperbankan beberapa tahun terakhir meningkat. Hal tersebut menurutnya memberikan dampak positif bagi masyarakat karena memiliki pilihan yang lebih beragam. Pelayanan perbankan pun mudah diperoleh, seperti layanan hubungan deposito, transfer antarbank, dan pengajuan kredit untuk modal usaha.

“Oleh karena itu PD BPR/BKK dan PD BKK sebagai bank milik pemerintah hendaknya memiliki strategi dan kiat yang jitu dengan terus meningkatkan kinerjanya. Sehingga dapat memenangkan persaingan dengan lembaga keuangan lainnya, sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah kabupaten/ kota dan provinsi melalui deviden yang disetorkan,” ujarnya.

Dikatakan BPR/BKK maupun BKK yg belum BPR sekali pun bisa berperan lebih banyak, terutama dalam mendorong pertumbuhan UMKM. Hak itu terbukti banyak UMKM yang mampu bertahan menghadapi masa krisis moneter. Untuk terus menjaga UMKM, pasar lokal harus lebih digairahkan lagi agar produk lokal, seperti batik atau makanan khas daerah, bisa terkenal dimana-mana. Peran PD BPR/BKK dan PD BKK tidak sekedar memberikan perhatian dalam kemudahan kredit pada UMKM tetapi juga bisa membantu dalam pemasarannya supaya masyarakat lebih percaya sepenuhnya kepada PD BPR/BKK dan PD BKK dalam hal perbankan.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua forkom PD BPR BKK dan PD BKK wilayah Pekalongan Bejo Waryono SE menambahkan perkembangan PD BPR /BKK se-eks Karesidenan Pekalongan semakin maju. Pada April 2013 aset yang dimiliki Rp 951.855.092.000.

Sedangkan pada April 2014 aset yang dimiliki Rp 1.104.787.476.000. Jadi selama setahun mengalami pertumbuhan sebesar 16,07 %. Hambatan yang dihadapi untuk sekarang antara lain, belum terpenuhinya kualitas sumber daya manusia yang memadahi, meningkatnya persaingan pasar diwilayah kerja PD BPR BKK dan PD BKK baik bank umum serta lembaga keuangan lainnya, dan belum tersedianya jaringan teknologi informasi yang memadai sehingga produk PD BPR BKK dan PD BKK kurang kompetitif. Selain itu juga tidak adanya subsidi silang antar lembaga keuangan milik pemerintah daerah.(Mbah Nolo/Humas).