Kabar Pemalang - Kesenian Silakupang

PEMALANG – Kesenian Silakupang yang merupakan kesenian gabungan antara Sintren, Lais dan Kudakepang, perlu disosialisasikan sebagai satu bentuk kesenian hasil kreasi yang inovatif. Berkaitan dengan upaya pengembangan kepariwisataan, kesenian ini bisa mendukung penciptaan branding yang memang perlu dilakukan Kabupaten Pemalang.

Wakil Bupati Pemalang, H. Mukti Agung Wibowo, ST, menyampaikan hal itu kepada kabarpemalang.com di ruang kerjanya Rabu 30 April lalu. Kesenian tradisional menjadi salah satu unsur pendukung pengembangan pariwisata. Silakupang bisa ditampilkan sebagai sajian menarik bagi masyarakat luas.
Wabup Pemalang, H. Mukti Agung Wibowo, ST

“Untuk itu tinggal bagaimana mensosialisasikan dan mempromosikannya sebagai kreasi seni khas Pemalang,” katanya.

Terkait hal itu Wabup menyampaikan harapannya, jika mungkin Silakupang ditampilkan setiap tahun agar khalayak menjadi tahu betul atau ter-mainset. Apabila telah dikenal maka masyarakat luas pun akan mudah tahu bila Silakupang itu kesenian Pemalang, seperti halnya kesenian Reog dari Ponorogo, Calung dari Banyumas.

Wabup Mukti Agung Wibowo menambahkan, Pemalang juga telah punya kesenian Tari Selendang Pemalang yang merupakan karya seniman Pemalang. Tak beda dengan Silakupang, kesenian ini juga terbentuk dari beberapa unsure, gaya Pasundan, Banyumasan dan gaya Solo. Silakupang terdiri tiga unsur seni yang merupakan kesenian tradisional yang masih terpelihara di tengah masyarakat.  Yaitu Sintren, Lais dan Kudakepang.

Ditemui terpisah, kreator seni Silakupang, Setya Teguh Yuwana, menyampaikan, kesenian tersebut diciptakan untuk membedakan kesenian Sintren dan Kudakepang yang ada di Pantura Barat. “Kalau ada orang menyebut Sintren dan Kudakepang, setiap wilayah di Pantura Barat ada. Akan tetapi bicara tentang Silakupang, hanya ada di Pemalang,”jelasnya.  

Gagasan mengkreasikan tiga unsur seni tradisi itu menurut Teguh, tidak lain untuk melengkapi unsur pendukung kepariwisataan sekaligus agar menjadi salah satu seni tradisi khas Pemalang. Teguh menambahkan, upaya inovatif yang dilakukan adalah atas keprihatinan terhadap pengembangan pariwisata di Kabupaten Pemalang. Kesenian tradisi hasil kreasi merupakan komponen penting dalam rangka pengembangan pariwisata dimanapun. (Mbah Nolo).